Kamis, 02 Juni 2016

Tugas Softskill Kronologi Penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf Beserta Tanggalnya

1.       Kronologi peenyanderaan 10 WNI oleh anggota Abu Sayyaf dan beserta tanggal.

Pemerintah Indonesia kembali dibuat pusing oleh ulah teroris. Kali ini, 10 Warga Negara Indonesia (WNI) disandera oleh kelompok Abu Sayyaf, Filipina. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menjelasakan mengenai kasus tersebut. Melalui keterangannya, Selasa (29/3/2016), Kemlu membenarkan bahwa telah terjadi pembajakan terhadap kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batu bara dan 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.

Berikut Kronologi penyanderaan sampai dibebaskannya 10 WNI tersebut :
26 Maret 2016

      Dua kapal berbendera Indonesia dibajak oleh kelompok Abu Sayyaf saat sedang berlayar dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju ke Batangas, Filipina selatan. Dua kapal yang dibajak itu adalah kapal Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 10 orang awak kapal berkewarganegaraan Indonesia.

29 Maret 2016

      Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo untuk melacak jejak para penyandera dan ke-10 WNI tersebut. TNI juga telah menyiapkan pasukan terbaik mereka untuk terjun ke lokasi setiap saat.

      Dari sumber merdeka.com, Selasa (29/3), ada tiga pasukan elite yang diterjunkan untuk membebaskan para sandera. Mereka merupakan pasukan terbaik dengan anggota yang benar-benar memiliki kemampuan khusus dan terbaik dari yang terbaik.

31 Maret 2016

      Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) meyakini operasi pembebasan sandera asal Indonesia yang kini ditawan militan Abu Sayyaf, masih bisa mereka tangani sendiri. Dengan begitu, tawaran bantuan militer Indonesia yang sekarang sudah menyiagakan armada tempur di Tarakan serta Bitung, ditolak secara halus, seperti dilansir inquirer.net.

      Militer Filipina memiliki prinsip tersendiri, sehingga sulit mengizinkan pasukan asing terlibat dalam pembebasan sandera itu. "Berdasarkan konstitusi, negara kami tidak mengizinkan adanya pasukan asing tanpa perjanjian khusus," kata juru bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla saat dihubungi wartawan kemarin.

8 April 2016


      Umar Patek siap membantu pemerintah untuk membebaskan WNI yang disandera Abu Sayyaf. Terpidana kasus terorisme 20 tahun bui itu pun mengaku tanpa pamrih apapun, asalkan persyaratan secara teknis dipenuhi.

      Umar Patek alias Hisyam bin Alizein merupakan asisten koordinator lapangan dalam aksi terorisme Bom Bali Pertama pada tahun 2002. Insiden itu menewaskan 202 orang. Umar Patek disebut-sebut pernah membekali para petinggi militan Abu Sayyaf saat ini dengan pelatihan menggunakan senjata api serta merakit bom.

10 April 2016

      18 Prajurit Filipina tewas dalam operasi pembebasan sandera di Pulau Jolo, Basilan. Mereka tiba-tiba disergap saat dalam perjalanan menuju medan pertempuran. Meski begitu, lima militan berhasil ditembak mati.

12 April 2016


      Terpukul mundurnya tentara Filipina dalam operasi awal penyelamatan sandera dari tangan Abu Sayyaf akhir pekan lalu tidak melemahkan moral prajurit. Militer Filipina justru kembali menggelar operasi penyergapan lanjutan selama 10 jam pada hari berikutnya sepanjang Minggu (10/4) malam hingga Senin (11/4) dini hari, di lokasi yang sama, menurut keterangan juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP). Berkat operasi lanjutan itu, dipastikan 13 militan tewas.

15 April 2016

      Pukul 18.31 telah kapal berbendera Indonesia, yaitu kapal tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi di perairan perbatasan Malaysia-Filipina kembali dibajak. Kapal tersebut dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan. Kapal membawa 10 orang ABK WNI.

      Dalam pembajakan kali ini, seorang ABK tertembak. Sementara itu, lima orang berhasil selamat, sedangkan empat lainnya diculik oleh kelompok tersebut.

26 April 2016

      Militan Abu Sayyaf menepati ancaman yang mereka sebar sejak pekan lalu untuk mulai mengeksekusi tiga sandera asing dan satu tawanan asli Filipina. Korban pertama adalah John Ridsdel (68) asal Kanada. Tentara Filipina menemukan kepala pria ini di salah satu pulau kosong kawasan Jolo. Penemuan itu terjadi lima jam setelah tenggat pembayaran tebusan lewat.

29 April 2016

      Militer Filipina mengerahkan pesawat tempur membombardir titik-titik diduga markas militan Abu Sayyaf di pedalaman Pulau Jolo, Provinsi Sulu. Salah satu sandera asal Malaysia, Wong Teck Chi, menghubungi orang tuanya lewat sambungan telepon tiga hari lalu. Dia mengaku dipaksa lari berpindah-pindah tempat nyaris setiap beberapa jam sekali oleh para penculiknya.

      Militer Filipina mulai menggempur Pulau Jolo melalui udara sejak dua pekan terakhir. "Kami khawatir, anak saya bercerita bahwa sikap para penculik sekarang semakin beringas setelah serangan udara kian intensif," kata Wong Chie Ming, orang tua Tek Chi, yang tinggal di Kota Sibu, Serawak, Malaysia.

29 April 2016

      Brigadir Jenderal Alan Arrojado yang selama delapan bulan terakhir memimpin Brigade 501 Provinsi Sulu dicopot. Dia digantikan oleh Kolonel Jose Faustino selepas satu sandera asal Kanada dipenggal oleh militan Abu Sayyaf di Pulau Jolo.

      Philippine Star melaporkan, Kamis (29/4), Arrojado kabarnya bersitegang melawan atasannya, Mayor Jenderal Gerrardo Barrientos. Mereka adu pendapat soal strategi menekan militan, terkait operasi pembebasan para sandera.

1 Mei 2016

      10 ABK Warga Negara Indonesia telah dibebaskan oleh kelompok militan Abu Sayyaf di daerah Sulu pada Minggu siang hari ini. Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilfredo Cayat mengonfirmasi perihal pembebasan ini.

      "Kita infokan ada seorang tidak diketahui menaruh 10 WNI di depan rumah dari Gubernur Sulu (Abdusakur) Toto Tan (II)," kata Cayat, seperti dikutip dari laman the Star, Minggu (5/1).

      Presiden Jokowi memastikan 10 WNI tengah malam ini tiba di Lanud Halim Perdanakusuma. Namun sampai saat ini masih ada 4 WNI yang disandera.

2.       Bagaimana Strategi negara dalam menyelesaikan masalah penyanderaan

·        Politik
      Pemerintah Indonesia selalu mengutamakan cara diplomasi . Pemerintah Indonesia selalu berkomunikasi oleh pemerintah Filipina untuk terus mengupdate berita tentang keadaan 10 WNI yang disandera.  

·        Militer
      TNI dan Polri sudah menyiagakan pasukkannya di perbatasan Indonesia – Filipina untuk membebaskan dan mengawal 10 WNI yang disandera dan TNI & Polri tinggal menunggu persetujuan dari Pemerintah Filipina untuk masuk kewilayahnya. Tetapi pemerintah Filipina menolak campur tangan dari pihak luar untuk membebaskan sandera. Oleh karena itu TNI dan Polri siaga di perbatasan.

3.       Pendapat anda jika terjadi kejadian yang sama lagi di waktu mendatang, apa yang harus dilakukan pihak negara kita ?

      Pemerintah Indonesia harus memperketat penjagaan perbatasan antar negara agar kejadian penyaderaan seperti ini tidak terulang lagi. Oleh karna itu pemerintah Indonesia harus bekerja sama antara pemerintah Malaysia dan Filipina dalam menjaga perbatasan dari ancaman teroris dan perompak.

      Pada masalah pembajakan di Filipina , pemerintah Indonesia sangat tepat dalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan cara diplomasi. Pemerintah selalu menanyai perkembangan WNI yang disandera ke pada pihak Filipina. Pemerintah juga selalu meyakinkan dan terus memberikan informasi kepada keluarga yang disandera agar tetap bersabar.

      TNI dan Polri juga sudah menyiapkan pasukkannya di perbatasan tetapi Pemerintah Filipina tidak mengijinkan untuk memasukin wilayahnya. Namun TNI dan Polri tetap melakukan penjagaan ketat di wilayah perbatasan agar tidak terulang kembali kejadian penyanderaan.

      Oleh karena itu Pemerintah Indonesia , Malaysia , dan Filipina harus berkomitmen dalam menjaga perbatasan , penumpasan teroris dan perompak agar terciptanya stabilitas antar negara.


Daftar Pustaka


0 komentar:

Posting Komentar