HAK
ASASI MANUSIA
I.
Pengertian Hak
Asasi Manusia
Hak
Asasi Manusia adalah prinsip-prinsip moral atau norma-norma yang menggambarkan
standar tertentu dari perilaku manusia, dan dilindungi secara teratur sebagai
hak-hak hukum dalam hukum kota dan internasional Mereka umumnya dipahami
sebagai hal yang mutlak sebagai hak-hak dasar "yang seseorang secara
inheren berhak karena dia adalah manusia, "dan yang" melekat pada
semua manusia "terlepas dari bangsa, lokasi, bahasa, agama, asal-usul
etnis atau status lainnya Ini berlaku di mana-mana dan pada setiap kali dalam
arti yang universal, dan ini egaliter dalam arti yang sama bagi setiap orang. HAM
membutuhkan empati dan aturan hokum dan memaksakan kewajiban pada orang untuk
menghormati hak asasi manusia dari orang lain.Mereka tidak harus diambil
kecuali sebagai hasil dari proses hukum berdasarkan keadaan tertentu;misalnya,
hak asasi manusia mungkin termasuk kebebasan dari penjara melanggar hukum ,
penyiksaan, dan eksekusi.
II.
Berita Online
Di Depan Istri, Tosan Dicangkul dan
Dilindas Motor
Petani ini sudah lapor ke polisi soal ancaman, tapi tak
digubris.
Selasa, 29 September 2015 | 06:15 WIB
Oleh : Harry Siswoyo, D.A. Pitaloka (Malang)
Aktivis melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan
petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota
Malang, Jawa Timur, Senin (28/9/2015). (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)
VIVA.co.id - Dua petani Desa Selok
Awar-awar Lumajang Jawa Timur dianiaya secara brutal oleh sekelompok preman di
hadapan istri dan warga desa lainnya.
Secara sadis, keduanya dipukuli dengan benda tajam seperti cangkul, besi, batu, hingga dilindas sepeda motor. Satu petani bernama Samsul alias Salim Kancil tewas mengenaskan. Sementara satu petani lainnya, Tosan, kritis.
Ati Hariati, istri dari Tosan, mengaku melihat langsung aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok preman itu.
Saat kejadian, Sabtu 26 September 2015, Ati mengaku sedang berada di dapur sekira pukul 07.00. Suaminya, Tosan, sedang duduk santai di depan rumah.
Namun, tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Ternyata suaminya sedang dipukuli oleh sedikitnya 30 orang. Saat itu, Tosan sedang dalam keadaan jongkok sembari menutup kepalanya karena menerima hujaman benda keras, seperti cangkul, besi, batu dan pukulan dan tendangan.
"Mereka itu tim 12, saya kenal mereka, warga desa juga," kata Ati di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang, Senin, 28 September 2015.
Tosan bersimbah darah. Tak ada satu pun warga yang membantu melerai. Ati pun nekat memecah kerumunan pengeroyok suaminya.
"Salah satu yang pegang cangkul tangannya saya pegang dan suami saya bisa lari ke dalam rumah dan kabur lewat pintu belakang,” kata Ati.
Secara sadis, keduanya dipukuli dengan benda tajam seperti cangkul, besi, batu, hingga dilindas sepeda motor. Satu petani bernama Samsul alias Salim Kancil tewas mengenaskan. Sementara satu petani lainnya, Tosan, kritis.
Ati Hariati, istri dari Tosan, mengaku melihat langsung aksi penganiayaan yang dilakukan oleh sekelompok preman itu.
Saat kejadian, Sabtu 26 September 2015, Ati mengaku sedang berada di dapur sekira pukul 07.00. Suaminya, Tosan, sedang duduk santai di depan rumah.
Namun, tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Ternyata suaminya sedang dipukuli oleh sedikitnya 30 orang. Saat itu, Tosan sedang dalam keadaan jongkok sembari menutup kepalanya karena menerima hujaman benda keras, seperti cangkul, besi, batu dan pukulan dan tendangan.
"Mereka itu tim 12, saya kenal mereka, warga desa juga," kata Ati di Rumah Sakit Dr Saiful Anwar Malang, Senin, 28 September 2015.
Tosan bersimbah darah. Tak ada satu pun warga yang membantu melerai. Ati pun nekat memecah kerumunan pengeroyok suaminya.
"Salah satu yang pegang cangkul tangannya saya pegang dan suami saya bisa lari ke dalam rumah dan kabur lewat pintu belakang,” kata Ati.
Namun, semakin mengerikan. Para pengeroyok
bersenjata tombak besi kembali memburu Tosan. Hingga akhirnya di sebuah tanah
lapang, Tosan pun roboh.
Pukulan demi pukulan kembali menghujami tubuh lemah Tosan. Hingga puncaknya, pengeroyok menghidupkan motor dan kemudian melindas tubuh suaminya.
"Suami saya ditinggalkan setelah dikira meninggal. Saat saya tiba di lapangan empat orang pengeroyok tak jadi membawa Tosan ke Balai Desa," kata Ati.
"Saya dan beberapa warga membawanya ke Puskesmas Pasirian sampai dirujuk ke RSSA Malang pada Minggu kemarin (27 September 2015). Suami saya dioperasi, kata dokter lambungnya bocor,” kata Ati.
Ada daftar buruan
Pukulan demi pukulan kembali menghujami tubuh lemah Tosan. Hingga puncaknya, pengeroyok menghidupkan motor dan kemudian melindas tubuh suaminya.
"Suami saya ditinggalkan setelah dikira meninggal. Saat saya tiba di lapangan empat orang pengeroyok tak jadi membawa Tosan ke Balai Desa," kata Ati.
"Saya dan beberapa warga membawanya ke Puskesmas Pasirian sampai dirujuk ke RSSA Malang pada Minggu kemarin (27 September 2015). Suami saya dioperasi, kata dokter lambungnya bocor,” kata Ati.
Ada daftar buruan
Sebelum penganiayaan brutal terhadap suaminya, Ati
memang sempat mendengar kabar tentang pengeroyokan Salim Kancil di Balai Desa.
Kabarnya, memang ada sejumlah nama yang sudah disiapkan olen Tim 12 yang merupakan orang-orang dari pro tambang pasir di desa mereka.
"Informasinya ada catatan nama orang-orang yang akan dikeroyok Tim 12 ini,” kata ibu dari tiga anak itu.
Sesungguhnya, para pelaku menurut Ati tak lain adalah warga mereka sendiri. Masing-masing dia mengenalnya.
Pekan lalu, Ati dan keluarganya memang telah didatangi oleh 20 orang dengan membawa celurit. Mereka mengancam akan membunuh Ati dan suaminya bila masih memprotes tambang.
Sebab itu, Ati bersama suaminya melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Namun nahas, tidak ada tindaklanjut dari kepolisian, hingga akhirnya kini Tosan nyaris tewas mengenaskan.
Ati mengaku suaminya punya dua alasan untuk terus menentang proyek tambang tersebut.
Kabarnya, memang ada sejumlah nama yang sudah disiapkan olen Tim 12 yang merupakan orang-orang dari pro tambang pasir di desa mereka.
"Informasinya ada catatan nama orang-orang yang akan dikeroyok Tim 12 ini,” kata ibu dari tiga anak itu.
Sesungguhnya, para pelaku menurut Ati tak lain adalah warga mereka sendiri. Masing-masing dia mengenalnya.
Pekan lalu, Ati dan keluarganya memang telah didatangi oleh 20 orang dengan membawa celurit. Mereka mengancam akan membunuh Ati dan suaminya bila masih memprotes tambang.
Sebab itu, Ati bersama suaminya melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Namun nahas, tidak ada tindaklanjut dari kepolisian, hingga akhirnya kini Tosan nyaris tewas mengenaskan.
Ati mengaku suaminya punya dua alasan untuk terus menentang proyek tambang tersebut.
"Tambang itu merusak pertanian warga dan truk
pasirnya juga membuat celaka warga. Sudah ada yang meninggal karena ditabrak
truk pasir," katanya. (ase)
III.
Komentar
Menurut saya ini merupakan kasus
hak asasi manusia yang berat karena telah menyiksa dan menghilangkan nyawa
orang lain demi kepentingan perseorangan untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.
Peran penegak hukum sangat
diperlukan untuk memecahkan suatu permasalah yang berat ini agar tidak terjadi
hal yang serupa kembali. Sangat disayangkan banyak sekali orang yang nekat
menyiksa atau pun membunuh orang lain demi kepentingannya diri sendiri.
Semoga para pelaku dapat ditangkap
dan mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya.
Sumber :
·
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/679920-di-depan-istri--tosan-dicangkul-dan-dilindas-motor
0 komentar:
Posting Komentar